Indonesia dikenal sebagai negeri dengan beragam budaya mulai dari kesenian, alat musik tradisional, pakaian hingga rumah adat. Nah, satu hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam adalah rumah adat Papua.
Jika selama ini kita tahu Papua hanya memiliki satu rumah bernama hunai, ternyata rumah di wilayah paling timur Indonesia ini memiliki beberapa jenis rumah adat. orang tua. Ada Hunai, Abai, Wamai, Karivari, Ramsram dan Kurovai. Rumah adat tersebut sekilas terlihat sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan dari segi arsitektur, fungsi dan letaknya.
10 Fakta menarik tentang rumah adat Papua
1. Klasifikasi berdasarkan jenis kelamin

Foto: Instagram/erickk_visual@
Fakta menarik pertama tentang rumah adat Papua adalah nama dan letaknya berdasarkan jenis kelamin. Hanya laki-laki yang bisa tinggal di rumah Hunai. Kata hunai sendiri berasal dari kata hunai Hossein yang artinya manusia dan Ai artinya rumah. Jika dikumpulkan, berarti rumah laki-laki.
Jadi di mana wanita tinggal? Rumah yang hanya dihuni wanita disebut abayi. Namun dari segi bentuk bangunan, rumah Ebei sebenarnya tidak berbeda dengan Honai.
Rumah Abiyai adalah tempat tinggal ibu dan anak perempuannya. Biasanya ada 5 sampai 10 orang dalam satu rumah. Anak perempuan yang siap menikah diajari bagaimana menjadi istri dan ibu yang baik.
2. Bentuk rumah adat Papua yang unik

Foto: Instagram/@kataomed
Rumah adat Papua sangat mudah dikenali dari bentuknya yang unik. Bentuk atap ada yang mengerucut dan ada juga yang berbentuk setengah lingkaran seperti kepala jamur. Sedangkan ketinggian rumah adat ini hanya 2,5 meter dari permukaan tanah.
Untuk bahan atap rumah biasanya ilalang dan jerami kering. Sedangkan dinding rumah terbuat dari kayu.
Artikel terkait: 9 Fakta Unik Rumah Adat Toraja, Bukan Tempat Tinggal Anda!
3. Rumah Korowai dibangun di atas pohon

Foto: mongabay.co.id
Rumah pohon suku Kuroi dibangun di atas dahan pohon yang umumnya menyerupai rumah. Ketinggian rumah pohon ini bisa mencapai 15 hingga 50 meter. Seperti rumah adat Papua lainnya yang menggunakan bahan alami, rumah pohon Korowai menggunakan anyaman daun kering sebagai atapnya.
Karena dibangun di atas pohon, penghuni rumah adat ini tidak akan mengganggu binatang buas. Menurut kepercayaan masyarakat Kuroi, pembangunan rumah yang tinggi dan tinggi juga dianggap agar penghuninya tidak diganggu oleh Laleo atau roh jahat.
Suku Korowai percaya bahwa semakin tinggi sebuah rumah, semakin kecil kemungkinannya untuk diganggu oleh roh jahat. Kepercayaan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dan masih dipercaya sampai sekarang.
4. Rumah Adat Papua Serba Guna

Foto: Popbela
Rumah adat Papua memiliki fungsi yang berbeda tidak hanya sebagai tempat tinggal. Diantaranya adalah sebagai kandang ternak di rumah Wamai, menyimpan hasil buruan, hasil pertanian dan peralatan perang.
Rumah adat Papua juga digunakan sebagai tempat pembalseman. Kegiatan ini masih dilakukan di pelosok Papua, seperti Kampung Koloro dan Aikima. Dupa mumi di rumah adat ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, melainkan oleh kepala marga.
5. Pembangunan rumah adat Papua tidak boleh sembarangan

Foto: Portal Informasi Indonesia
Meski terlihat sangat sederhana, tampaknya rumah adat Papua tidak bisa dibangun sembarangan. Misalnya, dalam kesukuan, hanya laki-laki yang dapat membangun rumah hunai.
Selain itu, waktu terbaik dalam membangun rumah juga harus diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan tidak terhambat oleh kondisi alam yang buruk.
Pintu rumah harus menghadap matahari terbit. Pemilihan arah ini dimaksudkan agar penghuni rumah lebih siap dalam menghadapi ancaman bahaya seperti perang antar suku dan bencana alam.
Artikel terkait: 7 Rumah Adat Khas Sumatera Barat, Megah dan Tahan Gempa!
6. Terbuat dari bahan alami

Foto: Instagram/hernasusanti7547@
Tentunya bisa dilihat dari bentuk dan coraknya orang tua Sekarang bisa dinilai apakah rumah adat Papua semuanya terbuat dari bahan alami seperti kayu, tanah liat, akar dan daun kering yang diperoleh langsung dari hutan. Bahan modern tidak digunakan dalam pembangunan rumah.
7. Berisi dua lantai

Foto: Instagram/@travelpapua
Meski terlihat kecil dan pendek, ternyata rumah adat Papua ini terdiri dari dua lantai. Kamu tahu. Setiap lantai di dalam rumah memiliki fungsi yang berbeda.
Biasanya lantai satu digunakan untuk kegiatan seperti memasak, membuat kerajinan tangan, tidur di rerumputan kering. Sedangkan lantai dua biasanya digunakan sebagai tempat istirahat. Setiap lantai dihubungkan dengan tangga kayu. Rumah ini juga dilengkapi dengan perapian untuk menghangatkan diri di tengah dinginnya iklim Papua.
8. Tidak memiliki jendela

sumber kompas
Fitur unik lainnya adalah Huna tidak memiliki jendela dan hanya memiliki satu pintu! Mengingat suhu pada malam hari bisa mencapai 10-15 derajat Celcius, hal ini bertujuan untuk melindungi dari suhu dingin.
Sedangkan bentuk rumah dengan atap tertutup ke bawah bertujuan untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan. Sekaligus bisa mengurangi hawa dingin agar tidak masuk ke dalam rumah.
Artikel terkait: Unik! Filosofi 7 bagian rumah tradisional Jawa Jaglo
9. Terinspirasi dari sarang burung

Sumber daya kedua
Tahukah Anda bahwa rumah suku Doni Papua sebenarnya terbentuk dengan melihat kehidupan burung! Ya, sebenarnya masyarakat Duni sangat bergantung pada alam.
Untuk bertahan hidup di alam terbuka, leluhur mengamati burung membangun sarang. Saat burung hendak bertelur, burung jantan dan betina terbang untuk mengumpulkan kayu dan rumput kering.
Kemudian dahan kayu dan rerumputan kering menjadi sarang bundar. Anak ayam yang baru lahir hidup di sarang yang hangat. Dari pengamatan tersebut, masyarakat Dani mulai membangun rumah yang dapat melindungi mereka dari cuaca panas, dingin, dan hujan.
Awalnya, Hunai tidak menggunakan paku untuk menyambung atau memperkuat papan. Semua material untuk pembangunan rumah hunai dapat diperoleh di alam atau ramah lingkungan. Bagus sekali!
10. Keajaiban rumah Karivari

Asal usul negara saya
Lupakan Hunai, mari kita ke rumah adat lainnya, Kariori. Bentuk segi delapan dengan ujung runcing merupakan simbol kedekatan manusia dengan Tuhan dan leluhur yang datang sebelum dia.
Rumah ini terbagi menjadi tiga lantai dengan ketinggian 20-30 meter, setiap lantai memiliki satu ruangan. Lantai pertama digunakan untuk melatih anak laki-laki agar siap menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, terampil dan kuat.
Ketika anak laki-laki mencapai usia dua belas tahun, mereka dikumpulkan dan diajari cara hidup, bertanggung jawab atas keluarga, hidup mandiri, berburu, mengukir, membuat senjata, teknik bertarung, bercocok tanam, dan sebagainya.
Lantai dua digunakan untuk pertemuan para kepala suku atau tokoh adat untuk membicarakan hal-hal penting. Sedangkan lantai tiga digunakan untuk sembahyang dan melakukan puluhan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para leluhur.
Rumah Karivari terbuat dari kayu dan daun rumbia, bambu, kayu ulin atau pohon lain yang biasa ditemukan di Papua. Yang tidak kalah menakjubkan adalah kenyataan bahwa rangka rumah hanya membutuhkan delapan batang!
Pertanyaan yang sering ditanyakan seputar rumah adat Papua
Apa nama rumah adat di pegunungan Papua?
rumah adat Hunai Itu ditemukan di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 1600 hingga 1700 meter di atas permukaan laut. Tepatnya di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Hunai adalah sebutan untuk rumah adat yang ditempati oleh laki-laki.
Apakah rumah adat papua berbentuk panggung?
Rumah-rumah di Papua berbentuk lingkaran primitif dengan kerangka kayu dan atap rumbia berbentuk kerucut. Rumah ini tingginya hanya 2,5 meter.
Misalnya, rumah Hunai dan Abi memiliki bentuk yang mirip, yaitu melingkar. Bentuk lingkaran berarti satu kesatuan dan satu hati dalam satu pikiran. Rumah adat ini juga menjadi simbol harkat dan martabat masyarakat.
****
Nah itulah kumpulan fakta unik dan menarik tentang rumah adat di Papua.
Baca juga:
Yuk simak 7 masakan khas Papua yang wajib kamu coba, paling unik dan terpopuler
Berbentuk Panggung, Ini 4 Fakta Menarik Rumah Adat Jambi, Kajang Leko
Kenalkan keragaman budaya pada anak, yuk kenalkan 36 foto rumah adat Indonesia.